Beranda | Artikel
Talbis Iblis dalam Hal Makanan dan Minuman
Selasa, 13 Desember 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis dalam Hal Makanan dan Minuman ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 18 Jumadil Awal 1444 H / 12 Desember 2022 M.

Kajian Tentang Talbis Iblis dalam Hal Makanan dan Minuman

Kita sampai pembicaraan berkaitan dengan sikap penganut ajaran tasawuf di dalam hal makanan dan minuman. Di antara mereka ada yang membatasi diri bahkan mengharamkan beberapa jenis makanan bagi dirinya. Hal ini dilakukan untuk mencapai satu tingkatan tertentu. Bagi mereka makanan dan minuman ini adalah salah satu penghambat perjalanan spiritual mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tentunya Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an ataupun melalui NabiNya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menghalalkan apa-apa yang ada di bumi berupa makanan bagi orang-orang yang beriman.

…كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ…

“Makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami telah rezekikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 172)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

…كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا…

“Makan dan minumlah kamu dan jangan berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf[7]: 31)

Kebutuhan dasar manusia adalah makan dan minum, dengan itu mereka bisa menyambung hidup. Maka Allah menghalalkan bagi orang-orang yang beriman berbagai jenis makanan. Dan hukum asal makanan adalah halal, kecuali datang nash dari Al-Qur’an maupun sunnah yang mengharamkannya. Maka kita tidak boleh mengharamkan yang halal sebagaimana menghalalkan yang haram. Termasuk juga di dalam bab makanan.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam makan dan minum sebagaimana halnya manusia lainnya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencukupi kebutuhan diri beliau dengan makan dan minum. Bahkan disebutkan beliau menyukai makanan yang manis. Beliau mengatakan juga “Sebaik-baik hidangan adalah cuka.”

Nabi menyukai susu, Nabi minum air dingin, dan Nabi makan daging. Nabi tidak mengharamkan atau menjauhi hal itu karena dapat menghambat ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itu artinya adalah bahwa perkara-perkara ini tidak menghambat ibadah seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Asalkan kaidahnya adalah “Jangan berlebih-lebihan.” Karena makan yang berlebih-lebihan itu juga akan membawa mudharat bagi diri kita. Begitulah kaidah di dalam hal makan dan minum.

Tapi coba lihat apa yang dilakukan oleh setan kepada orang-orang sufi ini. Mereka mengharamkan atas diri mereka berbagai jenis makanan. Mereka bahkan sengaja melaparkan diri sampai berhari-hari. Ini tentunya tidak dibenarkan. Karena Nabi mengatakan:

فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

“Sesungguhnya jasadmu punya hak yang harus kamu penuhi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan salah satu bentuk sedekah yang dikeluarkan oleh seseorang adalah nafkah yang dia keluarkan untuk makan dan minumnya. Itu terhitung sedekah dari dirinya untuk dirinya. Maka kadang-kadang kita dengar riwayat-riwayat dari mereka yang tidak masuk akal. Ada yang mengatakan tidak makan berhari-hari, bahkan ada yang tidak makan sampai berbulan-bulan. Ini tentunya memudzaratkan diri sendiri.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

… وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ…

“Janganlah kamu lemparkan dirimu kepada kebiasaan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 195)

Nabi adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi Nabi juga makan dan minum. Nabi berpuasa tapi Nabi juga berbuka. Dan Nabi adalah hamba yang paling takwa kepada Allah. Beliau adalah kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada tingkatan yang melebihi itu, walaupun dengan cara-cara yang sepertinya luar biasa seperti tidak makan, tidak minum, tidak menikah, mengenakan pakaian yang kasar dan lain sebagainya dengan anggapan itu adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Justru itu membuat dia jauh dari Allah karena melakukan sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu para Salaf dahulu mengatakan: “Tidaklah satu kaum bersungguh-sungguh dalam melakukan sebuah bid’ah melainkan dia akan bertambah jauh dari Allah (bukan bertambah dekat).”

Lalu bagaimana tipu daya iblis terhadap kaum sufi dalam hal makanan dan minuman? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52504-talbis-iblis-dalam-hal-makanan-dan-minuman/